IQNA

Kemenag Cetak Alquran Bahasa Isyarat, Pertama di Dunia

13:57 - November 15, 2023
Berita ID: 3479212
JAKARTA (IQNA) - Kementerian Agama telah menyelesaikan penyusunan mushaf Al Quran bahasa Isyarat 30 juz. Kitab suci itu untuk masyarakat disabilitas itu disebut akan segera dicetak.
"Alhamdulillah, proses penyusunan mushaf Al Quran Isyarat sudah selesai dan akan segera kita cetak. Ini akan menjadi mushaf Al Quran Bahasa Isyarat pertama di Indonesia, bahkan dunia,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Senin, 13 November 2023 dikutip dari laman Kemenag.
 
Dengan hadirnya mushaf itu, Yaqut berharap akses masyarakat disabilitas terhadap kitab suci menjadi lebih mudah. "Ini yang selama ini juga menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo agar layanan pemerintahan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdul Aziz Sidqi mengatakan mushaf Al Quran Bahasa Isyarat itu sebenarnya sudah hadir dalam format digital dan dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps Kemenag. Adapun pencetakan mushaf tersebut sedang diproses dan rencananya terbit pada akhir 2023.
 
"Kita siapkan versi cetaknya. Insya Allah akan selesai pada akhir 2023 ini,” kata Aziz.
 
Pertama di dunia
 
Menurut Aziz, mushaf yang akan diterbitkan ini menjadi yang pertama di dunia. “Setelah kami lakukan semacam kajian, ini adalah mushaf Al Quran Isyarat pertama 30 juz yang ada di dunia,” ujarnya.
 
Mushaf Al Quran Bahasa Isyarat diperkirakan memiliki halaman lebih tebal dari mushaf pada umumnya. Sebab, mushaf ini tak hanya memuat teks Al Quran semata, tetapi juga memuat font isyaratnya
 
Rencananya, mushaf ini akan dicetak dalam dua jilid, yaitu jilid pertama mencakup Juz 1-15 dan jilidkedua mencakup Juz 16-30. Untuk terbitan pertama akan dicetak kurang lebih 1.000 hingga 2.000 eksemplar.
 
Aziz menjelaskan Terdapat dua metode yang digunakan dalam mushaf Al Quran Isyarat, yaitu metode kitabah dan metode tilawah. Pada proses penyusunannya, pihaknya bersinergi dengan para ahli, teman disabilitas tuli dan berbagai organisasi terkait.
 
“Bersama-sama merumuskan kesepakatan mengenai huruf, harakat, dan tanda baca. Setelah itu, tim yang sama menyusunnya dengan melibatkan semua stakeholder yang terlibat,” kata Aziz.
 
Tim juga melakukan pengecekan satu persatu dan menyusun ayat dari surat pertama Al Fatihah hingga surat terakhir An Nas. "Karena ini Al Quran tidak boleh ada yang kurang atau kelebihan huruf maupun harakat. Kami memastikan bahwa nanti Al Quran yang kami cetak sudah sahih, tidak ada lagi kesalahan," kata Aziz.
 
Proses penyusunan mushaf Al Quran Bahasa Isyarat sudah dimulai sejak 2021 dengan diawali menyusun panduan membaca Al Quran bahasa isyarat. Sebelumnya, Kemenag telah meluncurkan Juz Amma bahasa isyarat pada 2022.
 
Untuk mengakomodasi kebutuhan disabilitas, Kemenag telah memiliki mushaf Al Quran 30 juz standar Braille. Saat ini, telah dilakukan proes penyempurnaan cetakan mushaf Al Quran yang diperuntukkan khususnya bagi masyarakat disabilitas netra. (HRY)
 
Sumber: tekno.tempo.co
Kunci-kunci: Kemenag ، Alquran  ، bahasa isyarat
captcha