IQNA

Alquran Dapat Menjadi Tolok Ukur Teori-Teori Ilmiah

10:32 - January 06, 2023
Berita ID: 3477832
TEHERAN (IQNA) - Alquran dapat menjadi ukuran bagi teori-teori ilmiah. Ketika sebuah hipotesis diajukan dalam sains, kami mengujinya dengan akal dan pengalaman. Dalam kasus Alquran, dapat dikatakan bahwa Alquran adalah ukuran untuk benar atau salahnya suatu hipotesis.

Hujjatul Islam wal Muslimin Mohammad Taqi Sobhani, kepala Yayasan Imamah Internasional, berbicara pada pertemuan ilmiah "Marja’iyyah Ilmiah Alquran", dimana Anda dapat membaca kutipannya sebagai berikut:

Marja’iyyah ilmiah Alquran merupakan persoalan mendasar, dan mungkin terbentuk dengan prinsip terbentuknya Alquran dan pembentukan ummat Islam, dan di satu sisi baru, karena fokus teori ini adalah pada bidang-bidang ilmiah yang sedang kita geluti, dan kebaruan ini di satu sisi dan kelamaan (lawan baru) di sisi lain menimbulkan ambiguitas dan bukan sesuatu yang dimensinya dapat dengan mudah dikaji.

Poin pertama adalah apakah marja’iyyah ilmiah Alquran itu teori ataukah pendekatan atau kerangka teori, kalau teori harus ada kerangka teorinya, dimana kita belum sampai pada level diskusi ini dan kita tidak bisa menggunakan interpretasi teori untuk itu.

Kita dapat mempertimbangkan marja’iyyah ilmiah Alquran dalam bentuk teori makro. Seorang sosiolog yang akrab dengan pemikiran Alquran dapat menyajikan teori tentang sosiologi dan Alquran yang dicakup oleh marja’iyyah ilmiah Alquran, dan teori makro ini memungkinkan diproduksi beragam teori dalam beragam disiplin ilmu.

Konsep marja’iyyah

Dalam teori marja’iyyah ilmiah Alquran, diklaim bahwa Alquran dapat mengintervensi pengetahuan terstruktur seperti sosiologi dan psikologi, dan  mengakui struktur pengetahuan ini. Marja’iyyah dalam teori ini berarti efektifitas yang berarti. Kadang-kadang kita mengatakan bahwa Alquran telah menyampaikan kebenaran-kebenaran yang ada di dunia, dan tentu saja ini bukan berarti marja’iyyah, tetapi marja’iyyah dapat diajukan ketika campur tangan Alquran dalam suatu ilmu menciptakan hasil baru.

Arti komprehensifitas Alquran

Sebagian besar ulama Alquran setuju dengan premis marja’iyyah ilmiah Alquran. Premis pertama adalah bahwa Alquran memiliki implikasi semantik. Kedua, Alquran meluas (dan mengembangkan makna) dalam sumber-sumber tafsir, khususnya tafsir Ahlulbait (as). Asumsi lain adalah bahwa Alquran itu bersifat komprehensif, dan pengertian komprehensif adalah hidayah dan tuntunan, bukan ifrat dan tafsir di dalamnya. Tujuan Alquran adalah petunjuk, yang meliputi petunjuk individu dan masyarakat.

Premis lainnya adalah hidayah dan tuntunan ilmiah, dalam arti bahwa manusia dalam kehidupannya membutuhkan perangkat pengetahuan dalam berbagai ilmu untuk mencapai hidayah, dan kalaupun ingin meraih kebahagiaan akhirat, mereka membutuhkan tuntunan ilmiah, misalnya dalam sair suluk, dll. Premis lain adalah bahwa kehadiran Alquran dalam ilmu pengetahuan tidak berarti menghilangkan sumber-sumber otentik dan benar lainnya.

Asumsi-asumsi ini bersifat umum, dan jika seseorang tidak menerimanya, teori marja’iyyah akan menghadapi tantangan. Tapi itu tidak sulit untuk diterima. Oleh karena itu, kita dapat memiliki dua ciri penting untuk teori marja’iyyah, yang memberikan suatu bidang baru bagi kajian ilmiah Alquran. Salah satunya adalah untuk menunjukkan bidang ilmu mana yang diuntungkan dan dipengaruhi oleh Alquran, karena ide dasarnya adalah untuk mengekstrak proposisi ilmiah Alquran dan menyajikannya untuk ilmu pengetahuan. (HRY)

captcha