Menurut IQNA, dia berkata: “Kemaslahatan dan reformasi urusan Muslim terletak pada pemahaman yang benar tentang Alquran dan sunnah Nabawi, dan realisasi masalah ini dapat membantu keamanan dan keselamatan agama dan masyarakat Mesir, dan itu harus diketahui bahwa agama dan tanah air adalah Dua hal yang tidak terpisah satu sama lain. Isu-isu kontemporer memerlukan pemahaman yang tepat tentang Alquran dan Sunnah.
Ia juga menekankan bahwa Alquran, yang merupakan sumber utama hukum Islam, paling baik diajarkan oleh Al-Azhar di pusat ilmu-ilmu agama ini dengan bentuk terbaik; namun, lebih baik bagi pusat ini untuk menerbitkan Alquran kertas dan elektronik dengan tafsir singkat di margin sehingga pembaca Alquran dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih akurat tentang ayat-ayat tersebut, karena kelompok-kelompok ekstremis sekarang menggunakan Internet dan program perangkat lunak, mereka menggunakan ponsel untuk menyebarkan tafsir menyimpang dari ayat-ayat Alquran, sehingga menarik kaum muda dan menyebarkan ide-ide ekstremis di kalangan mereka.
Prof. Dr. Yusuf Amir menyatakan: Isu lainnya adalah sebaiknya Al-Azhar menerbitkan tafsir yang sederhana dan lancar sehingga yang umum dan khusus dapat dengan mudah memahaminya dan menunjukkan moderasi Islam di dalamnya. Pada saat yang sama, tafsir semacam itu harus merespons secara tepat isu-isu sosial dan isu-isu terkini di masyarakat, seperti perselisihan keluarga, balas dendam, isu-isu yang berkaitan dengan perempuan, kejahatan moral, homoseksualitas, dan sebagainya. (HRY)