IQNA

Pertempuran 12 Hari dan Kemungkinan Penggulingan Netanyahu dari Kekuasaan

5:05 - June 01, 2021
Berita ID: 3475382
TEHERAN (IQNA) – Beberapa orang percaya bahwa masalah yang menyebabkan kekalahan Netanyahu, atau dengan kata lain, tumbuhnya tekad Naftali Bennett dan Yair Lapid untuk membentuk pemerintahan koalisi, bukanlah urusan internal Netanyahu dan korupsi, tetapi datang dari luar rezim, yakni pertempuran selama 12 hari dengan Gaza.

IQNA melaporkan, pada Jumat malam lalu, media Israel melaporkan bahwa Naftali Bennett dan Yair Lapid, dua saingan utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah setuju untuk membentuk pemerintahan baru.

Kesepakatan ini mungkin segera diumumkan, dan dengan demikian, jika Naftali Bennett dan Yair Lapid berhasil membentuk kabinet baru, pemerintahan Benjamin Netanyahu akan jatuh dan 12 tahun masa jabatannya sebagai perdana menteri akan berakhir.

Benjamin Netanyahu, yang pernah menjabat sebagai perdana menteri rezim Zionis dari 1996 hingga 1999 dan lagi dari April 2009, memiliki masa jabatan terlama sebagai perdana menteri di antara semua perdana menteri rezim ini. Namun, situasinya sedemikian rupa sehingga Netanyahu kemungkinan akan menghabiskan hari-hari terakhirnya sebagai perdana menteri dan menyaksikan kekalahannya.

Pertempuran 12 Hari dan Kemungkinan Penggulingan Netanyahu dari Kekuasaan

Naftali Bennett dan Yair Lapid

Alasan utama jatuhnya Netanyahu dapat dilihat dari dua hal: kasus korupsi Netanyahu dan pertempuran di Gaza.

Tahun lalu, seorang jaksa penuntut Israel secara resmi mendakwa Netanyahu dengan tuduhan korupsi, penipuan, dan penyalahgunaan kepercayaan publik. Setelah sembilan bulan absen, Netanyahu didakwa melakukan korupsi pada Februari.

Tetapi yang lain percaya bahwa apa yang menyebabkan Netanyahu gagal, dengan kata lain, untuk meningkatkan tekad Naftali Bennett dan Yair Lapid untuk membentuk pemerintahan koalisi, bukanlah urusan internal Netanyahu dan korupsi, tetapi datang dari luar rezim, yakni pertempuran 12 hari dengan Gaza.

Background Netanyahu sebagai orang yang selalu menggunakan masalah keamanan untuk tujuan politiknya patut diperhatikan.

Pertempuran 12 hari dengan Gaza adalah kekalahan lain bagi Netanyahu. Meskipun Netanyahu dan pemerintahannya telah mengklaim bahwa Hamas menggunakan perisai manusia untuk membenarkan serangannya terhadap warga sipil dan warga Gaza. Tapi seperti serangan sebelumnya di Gaza, rezim menyerah perang dalam hal propaganda, meskipun dukungan politik diam-diam dari sekutunya, seperti Amerika Serikat.

Pertempuran 12 Hari dan Kemungkinan Penggulingan Netanyahu dari Kekuasaan

Gambar anak-anak yang tewas dalam perang Gaza baru-baru ini di halaman depan New York Times

Dengan kata yang lebih sederhana, penyebaran luas video dan gambar warga sipil yang terbunuh atau terluka dalam serangan udara Israel sekali lagi mengekspos rezim tersebut pada kritik moral di mata publik, dan bahkan menutupi propaganda pemerintah Netanyahu tentang klaim bantuan dan dukungan kemanusiaan bagi yang terluka di Gaza dan perawatan mereka di rumah sakit rezim ini. (hry)

 

3974521

captcha